Sabtu, 07 Juli 2012

TENTANG BAPAK (1)




Kira-kira sudah 12 hari, Bapak masuk opname di rumah sakit. Awalnya kurang lebih sebulan yang lalu, aku melihat keganjilan di sekitar wajah dan leher Bapak. Di daerah itu, Bapak terlihat jadi gemuk. Bukan! Itu bukan gemuk, pikirku. Tapi lebih condong seperti bengkak. Apalagi saat itu, Bapak juga mulai sering batuk-batuk dan sering sesak napas. Kian lama batuknya kian berat.

Aku sarankan agar beliau berobat sebelum terlalu parah. Pertama beliau diperiksa dokter umum, lalu berlanjut ke dokter spesialis. Tapi asumsi mereka, Bapak terkena radang. Akhirnya setelah empat kali berobat tidak membuat beliau lebih baik (apalagi napas beliau semakin sesak dan untuk jalan sebanyak sepuluh langkah saja sudah bikin ngos-ngosan), Bapak akhirnya mau berobat ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.

Saat di rumah sakit, Bapak harus di rontgent. Ternyata hasilnya... saluran pernapasan Bapak mengalami penyempitan di paru-paru sebelah kiri. CT Scan pun dilakukan untuk memperjelas lagi penyebab penyakit Bapak. Aku harap hasil dari CT Scan tidak ditemukan hal-hal yang buruk. Karena saat aku menjenguk Bapak di hari Kamis malam (28 Juni 2012) Bapak terlihat begitu segar setelah diopname beberapa hari, walau rasa sesak itu masih ada dan tetap harus di uap.

Tetapi kenyataan berkata lain. Hasil CT Scan pun keluar dan dokter memanggil ibuku serta aku sebagai anaknya di sebuah ruang khusus. Dari sana aku dan ibuku baru mengetahui hasil CT Scan tersebut dan sempat kaget juga saat dokter memvonis bahwa Bapak terkena Tumor Paru Stadium IV dan sudah merambah ke hati.

Kami tak menunjukkan perasaan kami secara langsung dan kami berdua mencoba berusaha untuk tetap bersikap tegar. Aku takut bila aku menangis, maka ibuku juga akan terbawa menangis. Padahal setelah semua itu, di balik kamar lain, aku menangis walau tak mengeluarkan air mata. Rasanya bagaikan tertusuk-tusuk beribu-ribu jarum. Ternyata aku tak setegar yang kukira... :(

Setelah itu, Ibu segera menemani Bapak dan saat itu Bapak masih belum mengetahui penyakitnya karena dokter sendiri pun bingung memberitahukan Bapak soal penyakitnya. Kutahu, Bapak gampang emosi. Bapak mudah sekali naik darah. Menderita sesak seperti ini saja, Bapak sudah sangat uring-uringan. Apalagi bila beliau tahu perihal yang sebenarnya?

Penelitian kembali dilakukan untuk menentukan jenis Tumor yang diderita Bapak. Rabu kemarin (05 Juli 2012) dilakukan Bronchoscophis untuk Bapak di rumah sakit lain (karena rumah sakit tempat Bapak dirawat, alat-alatnya belum memadai). Menurut ibuku yang menemani Bapak, hasilnya memang benar bahwa Bapak menderita Tumor Paru. Tetapi untuk detailnya baru bisa diketahui seminggu kemudian. Yang terjadi kini, Bapak juga sudah mengetahui penyakitnya dari para dokter yang memeriksanya. Oh, semoga saja Bapak bisa tabah dan sabar mendengar berita tersebut.

Tiga hari setelah di Bronchoscophis, aku baru bisa menjenguk Bapak. Kulihat Bapak tak sesegar seperti saat terakhir kutemui. Kata Ibu, infus Bapak terpaksa dipindah ke kaki yang lain. Ini sudah lebih dari 5 kali infusan Bapak dipindah. Kutahu betapa nyerinya ditusuk-tusuk jarum infusan. Aku saja sampai ngilu walau hanya mendengar cerita dari ibu, apalagi bila harus melihat langsung?



 

Ya Allah Tuhan segenap manusia, hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali dengan penyembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit ”. (HR Muttafaq ‘Alaih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar